Ya......, sabarkah kita?
Telinga kita mungkin sudah sangat akrab dengan kata ini. Lidah kita sudah sangat fasih melafalkannya. Bahkan mulut ini sering menganjurkan kepada orang lain berbuatnya. Tapi......, apa kita yaqin telah melakukannya? Apa kita sudah benar-benar sabar? Apakah mata, telinga, hati, pikiran dan seluruh organ tubuh ini telah sabar? Hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab. Jangan kau tanyakan pada orang lain!
***
Sabar adalah separo yang kedua dari iman. Separo yang lain adalah syukur. “Sabar pahit dirasa, tapi lebih manis dari madu hasilnya”
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga. Dan bertakwalah kepada Alloh agar kamu beruntung". (Q.S. Ali Imron:146)
Syaikh Amin Muhammad Jamal dalam bukunya “Sejenak... Merenungi Diri“, menyampaikan bahwa, sabar ada tiga macam. Sabar dalam taat kepada Alloh (senantiasa berbuat taat pada Alloh dan rutin memelihara ibadah), sabar tidak melakukan maksiat kepada Alloh (konsisten melawan hawa nafsu untuk mencegahnya dari perbuatan maksiat) dan sabar atas cobaan Alloh (bersabar atas segala musibah dan fitnah yang menimpa).
Sabar yang baik adalah yang tidak disertai keluhan. Memaafkan dengan baik adalah tanpa mencela, tanpa menyesalkan, tanpa kekerasan. Menjauhi orang dengan cara baik, adalah dengan tanpa menyakiti.
Mengeluh kepada Alloh, tidak menafikan makna sabar. Mengeluh yang tidak boleh dalah mengeluh kepada orang lain. Nabi Ya’qub pernah mengeluh kepada Alloh: “sesungguhnya saya mengeluhkan kesusahan dan kesedihanku hanya kepada Alloh“ (Q.S. Yusuf:86)
Telinga kita mungkin sudah sangat akrab dengan kata ini. Lidah kita sudah sangat fasih melafalkannya. Bahkan mulut ini sering menganjurkan kepada orang lain berbuatnya. Tapi......, apa kita yaqin telah melakukannya? Apa kita sudah benar-benar sabar? Apakah mata, telinga, hati, pikiran dan seluruh organ tubuh ini telah sabar? Hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab. Jangan kau tanyakan pada orang lain!
***
Sabar adalah separo yang kedua dari iman. Separo yang lain adalah syukur. “Sabar pahit dirasa, tapi lebih manis dari madu hasilnya”
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga. Dan bertakwalah kepada Alloh agar kamu beruntung". (Q.S. Ali Imron:146)
Syaikh Amin Muhammad Jamal dalam bukunya “Sejenak... Merenungi Diri“, menyampaikan bahwa, sabar ada tiga macam. Sabar dalam taat kepada Alloh (senantiasa berbuat taat pada Alloh dan rutin memelihara ibadah), sabar tidak melakukan maksiat kepada Alloh (konsisten melawan hawa nafsu untuk mencegahnya dari perbuatan maksiat) dan sabar atas cobaan Alloh (bersabar atas segala musibah dan fitnah yang menimpa).
Sabar yang baik adalah yang tidak disertai keluhan. Memaafkan dengan baik adalah tanpa mencela, tanpa menyesalkan, tanpa kekerasan. Menjauhi orang dengan cara baik, adalah dengan tanpa menyakiti.
Mengeluh kepada Alloh, tidak menafikan makna sabar. Mengeluh yang tidak boleh dalah mengeluh kepada orang lain. Nabi Ya’qub pernah mengeluh kepada Alloh: “sesungguhnya saya mengeluhkan kesusahan dan kesedihanku hanya kepada Alloh“ (Q.S. Yusuf:86)
No comments:
Post a Comment